Tugas Komunikasi Data
Silahkan Download gratis di sini
ISTANA HATI
Kamis, 15 November 2012
Minggu, 04 November 2012
Taiyou No Uta
Kisah ketegaran dan optimisme seorang gadis. Itu lah intisari kisah film Jepang berjudul “Taiyou No Uta” (A Song of the Sun) ini. Sebenarnya ide cerita film ini tidaklah terlalu istimewa, mengingat cerita tentang gadis/orang yang menderita suatu penyakit adalah cerita yang banyak di filmkan. Jadi tergantung kepiawaian sang penulis cerita dan sutradara lah untuk menghadirkan film yang menarik. Baiklah, saya segera mulai reviewnya.
Tersebutlah seorang gadis berumur 16 tahun bernama Kaoru Amane (diperankan oleh YUI, iya anda benar, si YUI penyanyi pop rock itu lho). Kaoru adalah seorang gadis penderita penyakit Xeroderma Pigmentosum (XP), yaitu suatu penyakit yang membuat kulit penderitanya tidak boleh terkena sinar matahari, dan bila terkena sinar matahari akan dapat mengakibatkan peradangan kulit dan dapat berakibat fatal bagi penderitanya. Oleh karena itu, Kaoru hidup dalam kehidupan yang berbeda. Maksudnya kehidupan yang berbeda adalah, ketika kebanyakan orang normal beraktifitas di siang hari dan istirahat di malam hari, maka Kaoru melakukan hal sebaliknya, yaitu dia beraktifitas di malam hari dan siang hari Kaoru pun istirahat, yah seperti makhluk Noctural lah. Untunglah Kaoru mau menerima kehidupannya yang berbeda dengan orang kebanyakan itu, tentunya dengan dukungan sang orang tua. Kaoru mempunyai aktifitas di malam hari sebagai seniman jalanan, yaitu menjadi penyanyi jalanan dengan iringan permainan gitar yang dilakukan Kaoru sendiri (sebagai penyanyi YUI tentunya sangat mudah melakoni perannya sebagai Kaoru sang penyanyi jalanan yang pintar bermain gitar). Kaoru mempunyai tempat favorit di sebuah taman di kota dalam pertunjukkan jalanan malamnya. Dan setiap menjelang pagi, Subuh maksudnya, Kaoru pun harus segera kembali ke rumah, kalau tidak, sinar pagi sang surya bisa menjadi pembunuh bagi dirinya.
Nah menjelang pagi itu, Kaoru sering menyaksikan dari jendela kamar rumahnya yang bertingkat itu sosok seorang cowok SMU yang selalu menunggu teman-temannya untuk berangkat sekolah di sebuah halte bis dekat rumah Kaoru, seperti biasa “witing tresna jalaran soko kulino” alias bibit suka pada sosok cowok tersebut mulai tumbuh dalam hati Kaoru karena seringnya dia menyaksikan sosok tersebut menjelang fajar menyingsing. Hingga suatu malam mereka berdua bertemu muka di halte tersebut. Suit suit… pucuk dicinta ulam pun tiba bagi Kaoru. Kaoru pun berkenalan dengan sosok cowok tersebut, yang ternyata bernama Kouji Fujishiro (diperankan oleh Takashi Tsukamoto), dan ternyata Kouji satu sekolah dengan sahabat baik Kaoru yaitu Misaki Matsumae (diperankan oleh Airi Toyama). Dan Kaoru pun menceritakan pada Misaki bahwa dia menyukai Kouji. Misaki pun pada akhirnya, sebagai sahabat baik, menawarkan untuk memata-matai Kouji, mengingat Kaoru tak bisa keluar rumah siang hari. Misaki pun secara sembunyi sembunyi mem-video Kouji selama di sekolah maupun di kegiatan di luar sekolah, betapa beruntungnya Kaoru mempunyai sahabat sebaik Misaki. Kaoru pun begitu senang menyaksikan video rekaman kehidupan Kouji yang diambil secara diam-diam itu. Seiring berjalannya waktu, mereka berdua suatu saat janjian untuk berkencan, dengan sepeda motornya Kouji membawa Kaoru ke tempat-tempat yang belum pernah Kaoru kunjungi sebelumnya, seperti pusat pertokoan dan tempat hiburan. Kaoru melihat kemeriahan malam hari yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Hingga saking gembiranya Kaoru, ia pun memainkan gitar dan bernyanyi di tengah keramaian itu, dan tentu saja menarik banyak perhatian orang-orang yang berlalu lalang, termasuk artis jalanan yang lain pun akhirnya ikutan nimbrung pentas bersama Kaoru, suatu adegan yang indah (btw, adegan ini menjadi bagian dari video clip dari lagu YUI yang berjudul “Skyline”). Kaoru begitu bahagia Kouji membawanya ke tempat-tempat yang belum pernah itu datangi. Kencan itu berakhir di tepi pantai, Kouji bercerita kepada Kaoru bahwa hobby dia adalah surfing di laut. Kaoru yang mendengar itu, mendadak rendah diri, dia berpikir bahwa cowok yang dia sayangi mempunyai hobby bermain surfing, tentunya ini adalah kegiatan di siang hari dan di hari yang panas. Kaoru pun berpikir dalam hati dia tidak akan bisa ikut menikmati hobby dari cowok yang disukainya. Kaoru pun pergi meninggalkan Kouji tanpa memberitahukan sebabnya. Kaoru terus berlari berpacu dengan waktu terbitnya sang fajar, Kouji hanya bisa mengejar tanpa tahu apa-apa kenapa Kaoru pergi meninggalkannya. Adegan ini cukup seru, mengingat Kaoru harus berpacu dengan terbitnya sinar matahari. Sayang, ketika sinar matahari tepat bersinar, Kaoru tepat berapa di pintu masuk rumahnya, meski berhasil masuk ke dalam rumah, namun Kaoru sempat terkena sinar matahari, akibatnya Kaoru mengalami peradangan kulit. Kouji yang sampai detik itu tidak tahu apa-apa, akhirnya mendapat penjelasan dari Misaki mengenai keadaan Kaoru sebenarnya, Kouji pun terkejut. Untunglah kedua orang tua Kaoru membawanya ke dokter hingga penyakit Kaoru tidak menjadi parah. Dari peristiwa itu, Ken Amane, sang ayah (diperankan oleh Goro Kishitani), dan Yuki Amane, sang ibu (diperankan oleh Kuniko Asagi), menjadi tahu bahwa sang anak ternyata sedang jatuh cinta dan mempunyai seorang kekasih. Kemudian sang ayah mencoba berbicara dengan Kouji menanyakan hubungan mereka, dan merestuinya, dan mencoba mengatur pertemuan kembali dengan Kaoru, dimana semenjak peristiwa itu Kaoru mencoba melupakan hubungannya dengan Kouji. Dan Kouji pun mempunyai kejutan, yaitu ingin mewujudkan impian Kaoru untuk mengeluarkan debut single Kaoru… dan seiring berjalannya waktu kesehatan Kaoru makin memburuk.
Bagaimanakah kisah selanjutnya? Apakah yang terjadi dengan Kaoru kemudian? Apakah Kouji berhasil mewujudkan impian Kaoru, dimana dia harus berpacu dengan kesehatan Kaoru yang kian menurun… silahkan saksikan film drama “Taiyo no Uta” ini ya, seperti biasa saya tidak akan membeberkan jalan ceritanya dengan detail, “No Spoiler” gitu lho…hehehehhe
Film ini, sangatlah menarik, saya mulanya berpikiran film ini adalah film nangis Bombay, maklum ceritanya tentang seorang penderita suatu penyakit, biasanya berakhir sedih, termehek-mehek. Tapi pikiran saya itu gak sepenuhnya betul. Sang sutradara dengan pintarnya meramu adegan demi adegan tanpa harus terjebak stereotype film sedih. Justru yang saya rasakan adalah optimisme dalam diri Kaoru, Kaoru begitu tegar dan “nrimo” istilah Jawa-nya, ikhlas akan penyakit yang diidapnya. Karenanya saya tidak meneteskan air mata sedikitpun ketika nonton film ini, mungkin hanya satu adegan yang membuat saya terharu, yaitu ketika Kaoru mencoba menikmati hobby Kouji, yaitu menonton Kouji surfing di pantai, tentu saja Kaoru dalam pakaian khusus, dan ternyata pakaian itu sedikit bermasalah hingga mengakibatkan Kaoru kepanasan, dan dengan tetap tegar Kaoru mencoba menahan panas yang ada dan berusaha tersenyum didepan Kouji, sapa yang gak terharu coba….. Yui bener bener bisa memerankan sosok Kaoru yang optimis.
Soal musik film, jangan kuatir, anda akan mendapatkan lagu lagu keren di dalam film ini, mengingat Yui adalah seorang penyanyi Jepang yang terkenal. Theme song film ini adalah “Good bye Days”. Dan lagu lain yang muncul dalam film ini adalah “Skyline” dan “It’s Happy Line”. Semua lagu dinyanyikan sendiri oleh Yui. YUI gitu lhooooo….
Cerita “Taiyou no Uta” ini juga muncul dalam versi Dorama (serial televisi) dengan judul yang sama, namun diperankan oleh Erika Sawajiri, tau kan Erika Sawajiri? Itu lho yang main dorama termehek-mehek “Ichi RITTORU no Namida” (One Litter of Tears). Nih anak kayaknya emang specialis peran gadis penyakitan yang bikin termehek-mehek kali ya? Hehehehehe.. Sedang cerita “Taiyou no Uta” ini pertama kali muncul dalam bentuk novel karangan Bandou Kenji.
Oh yah, mengenai penyakit yang diidap Kaoru, yaitu Xeroderma Pigmentosum (XP), mulanya saya kira ini hanyalah sains-fiksi, ternyata penyakit ini beneran ada lho. Penderitanya beneran ada. Kemarin saya sempat membaca sebuah berita tentang penderita penyakit ini di sebuah surat kabar. Penderita penyakit ini tidak dapat terkena sinar matahari, karena sinar matahari akan membuat peradangan pada kulit penderita dan bisa menjurus kepada kematian bila parah.
Karenanya kita wajib bersyukur, Alhamdulillah, kita yang normal bisa menikmati hangatnya sinar mentari. Kadang kita mengeluh bila kepanasan karena suhu udara akibat sengatan sinar matahari. Itu belum seberapa menyiksa bila dibanding penderita XP ini. Marilah kita selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah Tuhan berikan kepada kita sekecil apapun, jangan lah kita merasa kekurangan, sebab masih banyak orang lain yang tidak seberuntung kita… walaupun nikmat itu berupa hangatnya sinar mentari…
Jumat, 25 Mei 2012
SENYUM SEMANGAT
Kadang kita menge
luh karena tdk sesuainya kenyataan dengan harapan. Tapi sadarilah bahwa sangat lebih banyak orang yang lebih berhak mengeluh dibanding kita. Hanya saja mereka tak sempat untuk mengeluh karena beban kehidupan yang berat harus mereka jalani tanpa bisa mereka sesali. Maka tegarkan hati, jangan sampai keluh kesah muncul di permukaan krn ia akan menghilangkan kekuatan, dan menjatuhkan keunggulan. Tegakkan bahu, serta temukan lagi secercah cahaya dibalik awan mendung, dan mulailah ambil langkah baru. ^_^
Kamis, 12 Januari 2012
Hidup tak selamanya indah
Hidup tak selamanya indah,,,,
Namun yang indah akan selalu hidup dalam diri kita...
Lakukan yang terbaik!!!!
Namun yang indah akan selalu hidup dalam diri kita...
Lakukan yang terbaik!!!!
Sabtu, 10 Desember 2011
Langganan:
Postingan (Atom)